Psikologi USB Bahas Fenomena Fandom, Apa Itu?
Fandom merupakan istilah yang merujuk kepada sekelompok penggemar seseorang atau sesuatu, terutama yang bersifat antusias. Fenomena fandom ini berkaitan dengan pemujaan selebriti (celebrity worship) yang kini banyak ditemui di kalangan remaja. Pemujaan selebriti ini dinilai bukan hanya sekedar fenomena psikologis, karena akhirnya berkembang menjadi fenomena bisnis karena selebriti menjadi komoditas industri, kultural, dan politik. Hal tersebut dibahas dalam kegiatan Kuliah Umum Fakultas Psikologi USB dengan tema “Celebrity Worship : Revealing the Psychological Power of Idol” yang dilaksanakan pada Kamis (10/11/2022) di Gedung A.1.2 Universitas Setia Budi Surakarta. Kuliah umum tersebut mendatangkan 2 pembicara yakni Dr. Moh. Abdul Hakim, S.Psi., MA. dan Rosita Yuniati, M.Psi., Psi.
Dalam kuliah umum yang diikuti oleh 120-an mahasiswa Fakultas Psikologi USB tersebut, Hakim menyebutkan bahwa pemujaan selebriti adalah hubungan satu arah dari penggemar kepada selebriti yang diimajinasikan seseorang dengan selebriti idolanya dan menyebabkan seseorang terobsesi kepada selebriti tersebut. Pemujaan Selebriti memiliki fungsi psikologis yakni membangun identitas diri, mencapai kepuasan atas pemenuhan diri, dan memenuhi kebutuhan sosial. Namun pemujaan selebriti juga memiliki dampak antara lain adanya ikatan personal yang kuat dengan idolanya. Selain itu seorang penggemar akan melakukan investasi emosional yang mendorongnya melakukan banyak hal demi sang idola. Kuatnya ikatan emosional antara penggemar dan selebriti tersebut akhirnya memunculkan fenomena yang disebut “endorsement” dan hal tersebut meluas hingga terjadi di sektor sosial politik dengan munculnya selebriti yang menjadi politisi, begitupun sebaliknya banyak politisi yang berusaha menjadi selebriti agar dapat mendulang perolehan suara dalam politik dengan memanfaatkan ikatan emosional penggemar.
Rosita memaparkan pemujaan selebriti bisa membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif dari pemujaan selebriti ini adalah dapat menambah semangat, menjadi inspirasi gaya hidup yang positif, dapat berperan penting dalam pengembangan individu khususnya remaja. Namun jika pemujaan selebriti berlebihan maka dampak negatifnya adalah kecenderungan untuk menjadi narsis, kinerja dan ketrampilan belajar rendah, bahkan dapat menyebabkan depresi. Ditekankan bahwa pemujaan terhadap selebriti dianggap wajar jika seseorang masih bisa membedakan mana imajinasi dan realita. Namun jika sampai mengganggu fungsi kegiatan sehari-hari dalam berinteraksi secara sosial di dunia nyata maka hal tersebut perlu mendapatkan penanganan khusus.