132 Apoteker USB Dilantik
Sebanyak 132 apoteker baru Universitas Setia Budi (USB) Surakarta mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker Angkatan 44 pada Rabu (18/10/2023) di The Alana Hotel & Convention Surakarta. Apoteker yang baru dilantik ini telah menempuh kegiatan akademik selama 2 semester yakni perkuliahan dan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Hingga saat ini Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USB telah menghasilkan lulusan sebanyak 4.915 apoteker. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Program Studi Profesi Apoteker USB, Dr. apt. Tri Wijayanti, S.Farm., MPH. dalam laporan pendidikannya.
Anggota Konsil Kefarmasian, Dra. Engko Sosialine Magdalena, M.BioMed. dalam sambutannya menyebutkan bahwa tempat mengabdi atau praktek sangat terbuka lebar bagi para apoteker. Mulai dari industri, distributor (dalam hal ini pedagang besar farmasi),atau pun di fasilitasa pelayanan seperti rumah sakit, klinik/puskesmas, atau apotek. Selain itu juga masih ada industri obat tradisional, atau pun pangan olahan, dimana para apoteker bisa melaksanakan praktek kefarmasian. Engko menyoroti, Apoteker USB berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Para apoteker ini diharapkan untuk kembali pulang ke daerah masing-masing. Hal tersebut karena di daerah masih banyak puskesmas yang menjadi sarana pelayanan kesehatan terdepan membutuhkan tenaga kefarmasian khususnya apoteker. Saat ini pengajuan STR dilakukan hanya satu kali dan akan berlaku seumur hidup, namun penjagaan kompetensi dan kualitas dari tenaga kesehatan tetap dilakukan melalui Surat Ijin Praktek (SIP) yang akan diperpanjang setiap 5 tahun sekali. Engko juga berharap agar para apoteker memperhatikan 4 hal diantaranya tetap mengasah skill, kemampuan, keterampilan dengan berbagai media, menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dengan melakukan inovasi dalam berkarya, memiliki attitude yang baik karena tanpa attitude kompetensi tinggi tidak ada artinya. Dan yang terakhir melakukan praktek kefarmasian secara profesional dengan mengedepankan etika legal.
Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Riptieny Tri Lutiarsi, SKM, M.Kes. menyatakan di Jawa Tengah terdapat 880 puskesmas dan 300-an rumah sakit yang tenaga kefarmasiannya belum terisi. Hal ini menjadi peluang bagi para apoteker yang baru saja dilantik. Tantangan profesi apoteker saat ini semakin kompleks. Apoteker tidak hanya dituntut untuk memberikan pelayanan kefarmasian tetapi juga harus mampu menjadi seorang manager atau pimpinan dalam dunia kerja di bidang farmasi. “Jadilah apoteker yang unggul dan berintegritas,” tambahnya. Apoeteker diminta untuk mengembangkan kerjasama, koordinasi, kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), apt. Noffendri, S.Si. menyambut apoteker baru dengan menitipkan pesan untuk tidak lupa kembali ke daerah asal bagi apoteker yang berasal dari luar Jawa. Demikian juga dengan apoteker yang berasal dari jawa, untuk ikut pergi ke daerah untuk membantu program pemerintah dalam mendistribusikan tenaga kesehatan. Para apoteker sudah melaksanakan PKPA sehingga saat ini pasti sudah memiliki pilihan akan melakukan praktek kefarmasian di bidang industri, distribusi atau pelayanan. Rencananya beberapa waktu mendatang IAI akan melakukan launching platform job seeker atau pencarian lowongan pekerjaan bagi apoteker. Sehingga para apoteker akan bisa mendapatkan informasi lowongan pekerjaan apoteker.
Dari 132 lulusan pada periode ini, Natasya Sava Agasta, yang berasal dari Wonogiri berhasil menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,78. Sementara itu 2 mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude, 39 peserta dinyatakan lulus sangat memuaskan, dan 91 peserta dinyatakan lulus dengan memuaskan. Sebanyak 132 apoteker tersebut telah mengucapkan lafal sumpah di hadapan Dekan Fakultas Farmasi USB, dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.