Mahasiswa S1 Teknik Industri Belajar Manufaktur Tambah dengan 3D Printing


Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa, Program Studi S1 Teknik Industri Universitas Setia Budi (USB) menyelenggarakan kuliah tamu pada Rabu (15/11) di Gedung G Universitas Setia Budi Surakarta. Kegiatan ini mendatangkan narasumber yang merupakan dosen sekaligus praktisi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang membidangi desain produk menggunakan 3D printing, Dr. Eng. Ir. Herianto, ST., M.Eng., IPU., ASEAN.Eng. Kuliah tamu ini diikuti oleh seluruh mahasiswa S1 Teknik Industri USB.

Kepala Program Studi S1 Teknik Industri USB, Erni Suparti, ST, MT., menyatakan bahwa tema ini dipilih karena saat ini tingkat kebutuhan terhadap additive manufacturing dalam desain produk semakin tinggi. Selain itu prodi S1 Teknik Industri ingin memaksimalkan penggunaan 3D printing sebagai salah satu instrumen dalam additive manufacturing yang saat ini sudah tersedia di Laboratorium Manufaktur USB.

Additive manufacturing atau manufaktur tambah merupakan teknologi yang memungkinkan pembuatan objek tiga dimensi dengan menambahkan lapisan bahan satu per satu. Teknologi ini sendiri memiliki beberapa keunggulan berbagai bidang. Additive manufacturing memungkinkan pembuatan objek dengan desain yang kompleks dan rumit yang sulit dicapai dengan metode tradisional. Dalam proses manufaktur tradisional, sering kali terjadi pemborosan bahan. Sedangkan dengan additive manufacturing dapat mengurangi pemborosan ini karena hanya menggunakan bahan yang diperlukan sehingga dapat mengurangi limbah secara signifikan.

Selain itu, dalam industri seperti kedokteran dan manufaktur, kebutuhan akan produk kustom sangat tinggi. Additive manufacturing memungkinkan pembuatan produk sesuai dengan spesifikasi individu, yang sulit dicapai dengan metode konvensional. Proses additive manufacturing sendiri juga dapat lebih cepat dan efisien, terutama untuk prototyping dan produksi batch kecil sehingga dapat mengurangi waktu produksi dan biaya yang terkait dengan persiapan alat produksi.

Erni menambahkan, bahan yang digunakan dalam additive manufacturing sering kali sangat kuat dan ringan. Hal tersebut sangat penting dalam industri penerbangan dan otomotif, dimana bobot dan kekuatan material sangat dipertimbangkan. Additive manufacturing juga telah memungkinkan eksperimen dengan berbagai jenis material baru yang mungkin tidak cocok untuk metode tradisional. Selain itu, dalam situasi darurat atau bencana, teknologi additive manufacturing memungkinkan pembuatan cepat dan lokal dari suku cadang atau peralatan yang diperlukan, sehingga mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan global. Oleh karena itu, keberadaan teknologi additive manufacturing sangat penting dalam dunia industri modern karena memungkinkan inovasi yang cepat, efisiensi produksi, dan adaptasi yang fleksibel terhadap kebutuhan pasar yang terus berubah.