USB Adakan Workshop Patologi Anatomi


Seorang tenaga analis kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang antara lain hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi anatomi (histology, histopatology, imunopatology, dan histokimia). Di dalam pelayanan laboratorium, seorang analis kesehatan melakukan pengujian/analisis terhadap bahan yang berasal dari manusia atau yang bukan dari manusia. Pemeriksaan patologi anatomi merupakan prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan menggunakan sampel sel, jaringan atau cairan tubuh manusia dengan metode tertentu untuk menegakkan diagnosis penyakit. Pada pemeriksaan laboratorium, seorang analis kesehatan (teknisi laboratorium) bertugas membuat sediaan/preparat jaringan atau sel yang didapat dari pasien. Sediaan harus dibuat sebaik mungkin agar dapat dilakukan diagnosis secara akurat. Hal tersebut disampaikan oleh ketua panitia, dr. Ratna Herawati M.Biomed. pada kegiatan Workshop Patologi Anatomi diselenggarakan pada Rabu (22/11) di Riyadi Palace Hotel Surakarta.


Workshop ini mengambil tema "Peran ATLM dalam penanganan sampel sitologi untuk menunjang diagnosis Kanker Serviks" yang diikuti oleh 78 peserta, yang merupakan mahasiswa D3 Analis Kesehatan dan D4 Analis Kesehatan baik reguler maupun alih jenjang. Adapun pemateri dalam kegiatan ini merupakan praktisi patologi anatomi yang kompeten di bidangnya antara lain dr. Brian Wasita, Sp.PA(K), Ph.D (Ketua Persatuan Dokter Spesialis Patologi Anatomi Indonesia cabang Surakarta), Suwarto, S.Tr.Kes, SKM, M.Kes. (Ketua Teknisi Patologi Anatomi Indonesia DPW Jawa Tengah), dan Agus Setyanto, A.Md.AK (Praktisi Laboratorium Patologi Anatomi Darma Usada Surakarta).


Ratna menambahkan bahwa tujuan dari diselenggarakannya workshop ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang patologi anatomi berkaitan dengan kompetensi sebagai calon analis kesehatan. Selain itu mahasiswa juga dilatih membuat sediaan dari jaringan sampel yang benar sehingga dapat dijadikan dasar untuk diagnosis penyakit, menambah keterampilan dalam menggunakan alat-alat patologi anatomi sekaligus membekali mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit. Workshop ini dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang menjadi salah satu syarat kelulusan.