Kuliah Umum “Aku Bukan Anak Inklusi”

Keunikan kondisi anak inklusi membutuhkan penanganan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia, 62 di antaranya tidak memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB). Jumlah 1,6 juta ana inklusi di Indonesia pun baru 10 persen yang bersekolah di SLB. Penyebaran SLB sangat terbatas, yang umumnya berada di daerah perkotaan. Hal ini berdampak pada akses pendidikan bagi anak inklusi. Salah satu solusi meningkatkan angka partisipasi anak inklusi di dunia pendidikan adalah dengan menyelenggarakan sekolah inklusif. Atas dasar hal tersebut, Fakultas Psikologi USB mengangkat tema ”Aku Bukan Anak Inklusi” dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-22 USB, pada Selasa (5/11/2019) di Gedung G.3.1. USB.

Kuliah umum ini mengundang praktisi Pendidikan Inklusi dari Sekolah Tumbuh, Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D, sebagai pembicara utama. Selain itu, dosen Fakultas Psikologi USB, Yustinus Joko DN, M.Psi., Psi., juga hadir menjadi pembicara yang membahas bagaimana mengenal anak dengan kemampuan spesial. Anak spesial adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, sehingga berbeda dengan anak-anak lain seusianya. Ditekankan bahwa Dokter anak dan psikolog dianggap memiliki peran yang cukup besar pada proses pembelajaran anak-anak spesial.

Sekretaris Fakultas Psikologi USB, Patria Mukti, S.Psi., M.Si., menyebutkan bahwa Kuliah Umum ini penting karena mahasiswa bisa mendapatkan sudut pandang baru tentang banyak hal dari dosen-dosen ahli. Melalui kegiatan ini juga mahasiswa diharapkan dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Tema tentang inklusi ini dipilih karena saat ini inklusi tengah menjadi perhatian masyarakat. Permasalahan terkait anak inklusi pun dapat dilihat dari berbagai sudut pandang baik itu psikologi klinis, psikologi perkembangan, maupun psikologi pendidikan. Tema inklusi bisa diangkat sebagai tema skripsi atau penelitian oleh mahasiswa ke depannya.